Sabtu, 17 Ogos 2013

Kelab Greenboc

Kelab Greenboc


Senjata Israel Digunakan Tembak Pendukung Mursi, Tertulis Bahasa Ibraninya!

Posted: 17 Aug 2013 12:35 AM PDT


Semakin jelas bahawa senjata Israel telah digunakan untuk membubarkan aksi demonstrasi pendukung presiden Mesir yang digulingkan, Muhammad Mursi, pada Rabu (14/8) lalu.

Kelongsong peluru yang ditemui ternyata mempunyai tulisan Ibrani (Hebrew) yang menunjukkan ia datang dari negara Israel.

Pesawat kargo Israel telsh kelihatan mendarat di bandar antarabangsa Kaherah pada hari ketika pegawai keselamatan Mesir melakukan pembubaran paksa terhadap demonstran yang melakukan aksi duduk bantah untuk menyokong Mursi.

Dany Novery, koresponden Mi'raj News Agency di Kaherah, mengesahkan hal tersebut. Dia menyatakan kemungkinan senjata Israel telah masuk pada Rabu kelmarin.

"Sebab, senjata-senjata yang menyerang demonstran seperti gas air mata, tin-tin gas, peluru, bertuliskan bahasa ibrani," kata Novery seperti dikutip oleh MINA.

Sementara penyumbang berita Mi'raj News Agency di Kairo, Amran Hamdani, menyebutkan laporan media tempatan menyaksikan pesawat kargo Israel telah dilihat membawa perlengkapan senjata dan kemungkinan persenjataan yang didakwa sebagai bantuan untuk tentera Mesir.

Saksi mata juga melaporkan ada ambulans yang datang ke Rab'ah Adawiyah membawa penuh perlengkapan senjata untuk para tentera. Hal itu dilihatnya setelah pemandu ambulans menolak membawa jenazah yang dimintanya.

"Dia (saksi mata) melihat di dalam kenderaan itu penuh dengan perlengkapan senjata yang kemungkinan datang bersamaan dengan pesawat kargo Israel," kata Hamdani.

Patutlah Tentera Mesir Naik Tocang, Raja Saudi, Jordan & Emir UEA Sokong Tindakan Militer Mesir

Posted: 16 Aug 2013 11:30 PM PDT


Raja Arab Saudi Abdullah bin Abdul Aziz mendukung pemerintahan Mesir dalam perang "melawan pengganas," mengatakan kestabilan Mesir sedang disasarkan oleh para "pembenci." Dia memperingatkan bahawa siapa pun yang mencampuri urusan dalam negeri Mesir adalah "Penghasut.", demikian dedah eramuslim.

Presiden sementara Mesir, Adly Mansour yang menganut Sabatiyyah, satu kelompok Yahudi, memuji dokongan Raja Saudi, Abdullah, dan menyatakan Mesir akan "tidak akan pernah" lupa atas "sikap bersejarah"nya itu. Pemerintahan Raja Jordan dan Emir Emirat Arab Bersatu juga memuji dukungan Raja Abdullah untuk pemerintah Mesir yang dibentuk pihak tentera.

Analis: Para Pemimpin Arab Diam-Diam Dukung Militer Bantai Pendukung Mursi


ANALIS politik mengatakan para pemimpin Arab secara diam-diam mendukung tindakan keras militer terhadap pendukung presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, di negara Afrika Utara tersebut.

"Semua negara monarki Teluk, kecuali Qatar dan Yordania, khawatir bahwa revolusi Ikhwanul Muslimin akan diekspor ke negara mereka," kata Abou Khattar Diab, seorang profesor di Universitas Paris-Sud, Jumat kemarin (16/8/2013).

"Untuk itu, mereka berharap untuk situasi kembali ke suasana militeristi yang kuat di Mesir," tambahnya.

Menurut pakar Timur Tengah di Brookings Doha Center, Shadi Hamid, apa yang terjadi di Mesir adalah produk dari masalah regional yang besar."

Mengacu pada kudeta militer baru-baru ini yang menggulingkan Mursi, Hamid melanjutkan dengan mengatakan bahwa bagi Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), kudeta itu menyampaikan "pukulan bagi lawan regional utama mereka, Ikhwanul Muslimin, sehingga masuk akal bagi mereka untuk berbalik sekarang dan berkata 'Well, kita tidak suka apa yang Anda lakukan lagi.'

Analis juga mengecam Riyadh dan Abu Dhabi yang mendukung militer Mesir melakukan kudeta terhadap pemerintah Mursi, dengan mengatakan, "Arab Saudi dan UEA sekarang para pendukung utama dari pemerintahan militer baru."

Pada hari Jumat kemarin, Raja Arab Saudi Abdullah mengatakan negaranya mendukung Mesir melawan terorisme, menggambarkan tindakan keras brutal pasukan keamanan terhadap pendukung Mursi adalah tindakan yang sah.

"Arab Saudi berdiri bersama dengan saudara Mesir melawan terorisme, penyimpangan dan hasutan, dan terhadap orang-orang yang mencoba untuk ikut campur dalam urusan internal Mesir", kata Raja Abdullah
-islampos.com

Selepas Equador, Venezuela Pula Panggil Pulang Duta Besarnya Di Mesir

Posted: 16 Aug 2013 08:33 PM PDT


Presiden Venezuela Nicolas Maduro memanggil pulang duta besarnya di Kaherah, Jumaat (16/8/2013). Maduro juga turut menyeru agar kekuasaan Presiden Mesir yang digulingkan, Muhammad Mursi, dikembalikan kekuasaannya, demikian lapor AFP.

Selain itu, Maduro juga mendesak pemulihan ketertiban perlembagaan di Mesir. Belia menuduh Amerika dan Israel berada di balik kejatuhan Mursi pada 3 Julai 2013. Menurutnya, kedua negara itu pun ikut serta terlibat dalam beragam konflik politik di bebeberapa negara, termasuk Syria.

Pada hari yang sama, Uruguay mengutuk pula kekerasan di Mesir. Negara itu turut menyeruk pihak yang bertikaian di Mesir untuk menyelesaikan perbezaan pendapat mereka melalui dialog dan rundingan.

Setelah "pembantaian" pada Rabu (14/8/2013) menelan korban sekuranh-kurangnya 638 orang dan 4.000-an orang cedera, polis Mesir kembali menembak para demonstran pendukung Mursi pada Jumaat (16/8/2013). Data terakhir menyebutkan tak kurang dari 70 orang tewas terkena tembakan peluru tajam pada demonstrasi Jumaat.

Mursi terpilih dalam pilihanraya umum secara demokrasi pada Julai 2012, menggantikan rejim kukubesi Husni Mubarak. Majoriti pendukung Mursi adalah mereka yang turut serta aksi duduk bantah berhari-hari, yang kemudian dikenal sebagai Revolusi 2011 Mesir, yang menyebabkan kejatuhan Mubarak.

Foto-foto Mangsa Yang Terkorban Dalam Serangan Terbaru Di Mesir

Posted: 16 Aug 2013 05:05 PM PDT


Serangan tentera Mesir terhadap pendukung Mursi kembali terjadi di Ramses Square, Kaherah, Jumaat, (16/8). Tindakan represif tersebut untuk menentang aksi lanjutan ratusan ribu pendukung Mursi yang menyambut seruan Ikhwanul Muslimin yang menggelar Jumaat sebagai "Hari Kemarahan" untuk turun ke jalan-jalan setelah selesai Solat Jum'at.

Al Jazeera melaporkan 41 orang telah terbunuh dalam serangan terbaru ini. Pihak tentera terus menembak para pendukung Mursi, baik wanita, orangtua, maupun kanak-kanak.

"Kami tidak memiliki senjata. Kami tidak memiliki Kalashnikov. Dan mereka menembak kami," kata Jamal Salam, salah seorang demonstran.

Berikut foto-foto korban terbaru yang dipetik dari USA Today dan Voanews.



Keluarga Mangsa Diminta Mengaku Jenazah Terkorban Kerana Bunuh Diri

Posted: 16 Aug 2013 08:10 AM PDT


Banyak mayat yang terkorban akibat pengusiran dengan pembantaian di Mesir pada Rabu (14/8) lalu masih tersusun di beberapa masjid di Kaherah.

Keluarga korban kesulitan membawa mayat sanak saudaranya untuk menguburkannya di tempat yang sesuai. Gulfnews melaporkan, pemerintah yang dibentuk tentera Mesir mengenakan prosedur yang ketat sehingga keluarga mangsa menghadpi kesulitan untuk menguburkan mereka.

"Kami tiba pada pukul 7, semua keluarga disini," ujar Atif Hashim, seorang guru berusia 50 tahun yang sedang berada di barisan, menunggu jenazah sepupunya, seorang ayah dengan lima anak.

"Mereka hanya minum teh di dalam. Mereka hanya melempar mayat ke lapangan dengan airbatu,"ungkapnya berhubung dengan gelagat para petugas pemakaman.

Aljazeera melaporkan, beberapa keluarga tidak berupaya mendapatkan izin untuk memakamkan mangsa yang terkorban. Padahal, mereka hendak mengubur keluarganya pada Khamis (15/8) lalu.

Menurut para keluarga korban yang diwawancarai Aljazeera, Kementerian Kesihatan bentukan tentera Mesir menginginkan mereka untuk menerima sijil kematian yang mencatatkan mangsa terkorban kerana membunuh diri.

Polis Mesir dilaporkan mengambil alih sebuah masjid di Kaherah yang berisi puluhan jenazah demonstran IM yang syahid ketika pertempuran pada Rabu (14/8).

Aktivis Islam yang berada di dalam masjid menyatakan, Polis Mesir menembakkan gas pemedih mata ke dalam masjid.

"Mereka mengepung masjid dan menembakkan gas air mata di luarnya. Mereka sekarang memasuki (masjid) dan kami pergi," kata Ibrahim, seorang petugas perubatan lapangan yang berada di dalam masjid, seperti disadur dari AFP.

Ibrahim mengatakan, lebih dari 200 ratus mayat menurut kelompok Islamis masih berada di dalam masjid akibat tindakan penumpasan polis dan tentera, hari Rabu lalu, telah dibawa keluar pada pagi hari itu. "Masih ada 43 mayat lagi tetapi kami tidak dapat mengenalpasti mereka," katanya.

Siaran langsung yang ditayangkan di stsyen television swasta Mesir CBC menunjukkan, polis berada di dalam masjid.

Seorang kaiktangan Kementerian Kesihatan Mesir menyatakan, sekurang-kurangnya 525 orang terbunuh dan 3,717 orang lainnya cedera di seluruh Mesir, dalam pertempuran diantara pendukung presiden yang digulingkan Muhammad Mursi dan pasukan keselamatan.

Astagfirullah.. Polis Mesir Serbu Masjid Tempat Mayat Korban Pembantaian

Posted: 16 Aug 2013 04:35 AM PDT


Kaherah -- Pasukan keselamatan Mesir menyerbu sebuah masjid yang digunakan untuk meletakkan ratusan mayat korban kekerasan Rabu lalu. Pasukan tersebut menembakkan gas air mata sebelum masuk ke Masjid Iman di Nasr City, timur Kaherah dan memaksa orang untuk keluar.

Keluarga dari pendukung Muhammad Mursi berbondong-bondong ke masjid untuk mencari mayat anggota keluarga mereka setelah hilang akibat penyerbuan pasukan keselamatan di Rabaa al-Adawiya.

Berdasarkan laporan saksi kepada Mi'raj News Agency, Jumaat (16/8), pasukan keselamatan hanya mengizinkan orang tidak berjanggut meninggalkan masjid. Sementara, mereka yang berjanggut ditahan di dalam.

Dalam laporan, 259 mayat disemayamkan di dalam masjid itu, termasuk 12 mayat yang tidak dikenalpasti. Pasukan keselamatan Mesir membubarkan paksa dua kubu utama para demonstran pro-Mursi di Dataran al-Adawiya dan Dataran Nahda.

Peretempuran kemudian berkobar di antara pendukung Mursi yang marah dengan pasukan keselamatan di beberapa wilayah.

Jabatan Kesihatan Mesir menyatakan sekurang-kurangnya 578 orang terkorbam dalam kekerasan tersebut, termasuk 228 di Rabaa dan 90 orang di Nahda. Jumlah mereka yang terkorban secara rasmi yang diberikan jabatan kesihatan itu jauh di bawah angka yang diberikan aliansi nasional.

Gabungan parti-parti Islam pro-Mursi itu menyebut jumlah kematian di Rabaa al-Adawiya sendiri mencapai 2,600 orang.

Sementara itu, laporan MINA menyebut jumlah yang terkorban masih simpang siur. Satu sumber menyatakan 300 orang terbunuh di Nasr City dan sekitar 2,300 orang di wilayah lain di mana warga berdemontrasi di seluruh Mesir. -republika

Tiada ulasan: